“reviiiiii….”, ujar seseorang yang ada dibelakang revi.
“Dimas? Apasih kamu kenapa harus teriak gitu alay tau ga”, ledek revi kepada dimas.
“hehe maaf kali aku Cuma mau tes kuping kamu aja..”,jelas dimas. Dimas adalah teman dekat revi atau bias dibilang sekarang telah menjadi kekasihnya, hubungan mereka telah berjalan kurang lebih 4 tahun.
“Dimas? Apasih kamu kenapa harus teriak gitu alay tau ga”, ledek revi kepada dimas.
“hehe maaf kali aku Cuma mau tes kuping kamu aja..”,jelas dimas. Dimas adalah teman dekat revi atau bias dibilang sekarang telah menjadi kekasihnya, hubungan mereka telah berjalan kurang lebih 4 tahun.
Langit sore ini masih sangat cerah padahal jam telah
menujukan pukul 17.30, setiap hari Dimas mengantar revi pulang kerumah karena
dimas selalu ingin memastikan bahwa revi harus tetap baik-baik saja.
“rev, kamu mau langsung pulang kan?”
“aduh gimana ya dim, aku ada tugas nih harus cari buku di gramedia..”,ujar revi dengan wajah gelisah.
“yaudah aku anterin kamu deh kesana ya..”,kemudian dimas mulai menggandeng tangan revi.
“dim kamu pulang aja soalnya papa nanti bakal jemput aku sepulangnya dari kantor kalau aku masih sama kamu papa pasti marah..”jelas revi dan mulai melepaskan genggaman dari dimas.
“kalau begitu aku pulang..”jawab dimas tertunduk lalu meninggalkan revi sendiri.
“maaf ya dimas..”
“kamu hati-hati..”,ucap dimas dan langsung berjalan kearah parkiran motor tanpa menjawab pertanyaan dari revi.
“aduh gimana ya dim, aku ada tugas nih harus cari buku di gramedia..”,ujar revi dengan wajah gelisah.
“yaudah aku anterin kamu deh kesana ya..”,kemudian dimas mulai menggandeng tangan revi.
“dim kamu pulang aja soalnya papa nanti bakal jemput aku sepulangnya dari kantor kalau aku masih sama kamu papa pasti marah..”jelas revi dan mulai melepaskan genggaman dari dimas.
“kalau begitu aku pulang..”jawab dimas tertunduk lalu meninggalkan revi sendiri.
“maaf ya dimas..”
“kamu hati-hati..”,ucap dimas dan langsung berjalan kearah parkiran motor tanpa menjawab pertanyaan dari revi.
Langit kala itu seketika
berubah menjadi gelap atau bahkan sangat gelap dari biasanya, dimas kali ini
sangat khawatir bukan main karena revi tidak ada disisinya. Kendaraan yang
dimas bawa pun terhenti begitu saja setelah mendengar suara ledakan dari
langit, petir petang itu sangat menggelagar membuat hati dimas semakin gelisah
dan mengingat bahwa revi adalah wanita yang takut dengan petir, tanpa pikir
panjang dimas membanting stir pada motornya dan berbalik arah menuju dimana
tempat revi membeli buku. Perjalanan dimas terlihat sangat lama karena hujan
kala itu mulai turun dengan sangat hebat, setengah perjalanan pun sudah dimas
tempuh padahal beberapa meter lagi dimas akan sampai dirumahnya. terfikir oleh
dimas untuk menanyakan bagaimana dengan revi disana dengan gerak cepat dimas
meraih sebuah handphone genggam yang ia miliki.
Satu pesan singkat yang dimas kirim untuk revi nampaknya tidak terbalas, dimas mencoba menelfon revi tapi tak juga diangkat oleh revi. Dimas segera menuju gramedia yang dikunjungi revi dengan basah kuyupnya dimas telah sampai dengan memakan waktu 40menit.
“reviiiii… kamu gapapa?”, tangan dimas berusaha meraih
pundak revi yang sedang sendiri. Kemudian tangan seseorang mencoba melepaskan
tangan dimas dari pundak revi.
“dimas... papa…”, revi menoleh kearah dimas dan papanya.
“kenapa kamu masih berhubungan dengan dia revi….”, ujar papa revi dengan nada tinggi lalu melirikan matanya ke arah dimas dengan sangat tajam.
“pa…. maafin aku, aku ga bisa jauh sama dimas”, jawab revi dengan mata yang berkaca-kaca.
“om saya minta maaf sekali lagi, saya salah apa sama om sampai om seperti ini?”, ujar dimas.
“harus berapa kali saya bilang sama kamu kalau kamu dan anak saya sangat berbeda”,papa revi terlihat sangat marah dan kemudian menarik tangan revi untuk masuk ke mobilnya.
“dimas... papa…”, revi menoleh kearah dimas dan papanya.
“kenapa kamu masih berhubungan dengan dia revi….”, ujar papa revi dengan nada tinggi lalu melirikan matanya ke arah dimas dengan sangat tajam.
“pa…. maafin aku, aku ga bisa jauh sama dimas”, jawab revi dengan mata yang berkaca-kaca.
“om saya minta maaf sekali lagi, saya salah apa sama om sampai om seperti ini?”, ujar dimas.
“harus berapa kali saya bilang sama kamu kalau kamu dan anak saya sangat berbeda”,papa revi terlihat sangat marah dan kemudian menarik tangan revi untuk masuk ke mobilnya.
Sia-sia saat itu dimas merasa dia tidak akan pernah bisa
menyatu oleh revi yang berbeda, berbeda kasta dan juga berbeda agama. Dimas
adalah seorang lelaki muslim yang terlahir dari seorang ayah yang bekerja
sebagai PNS dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga dan juga penjual kue.
Sedangkan revi adalah seorang wanita yang terlahir dari keluarga kaya yang
memiliki perusahaan terkenal dan mama nya adalah seorang desainer, agama yang
revi dan keluarganya anut adalah Kristen katolik dengan salip yang selalu
menggantung dileher revi setiap hari.
Dimas merasa tidak akan pernah sanggup untuk melakukan semuanya sendiri
karena revi terlihat sangat patuh dan takut terhadap papa dan mama nya yang selalu
melarang hubungan mereka.
Tidak lama kemudian handphone yang berada dikantong baju dimas bergetar ada sebuah pesan singkat masuk dan rupanya dari revi.
Tidak lama kemudian handphone yang berada dikantong baju dimas bergetar ada sebuah pesan singkat masuk dan rupanya dari revi.
![]() |
Bagai tersambar petir dimas membaca sebuah pesan singkat
yang revi ucapkan malam itu, setelah perjalanan cintanya meraih kurang lebih 4
tahun dimas dan revi harus terpisahkan dengan seseorang yang sangat sama
derajat dan agamanya dengan revi. Pasrah, dimas tidak bisa berbuat apa-apa lagi
setelah bertahun-tahun dimas mencoba memperjuangkan revi sampai akhirnya melakukan
cinta diam-diam semuanya harus sirna malam itu juga. Dimas hanya menjawab
dengan kalimat “iya aku juga minta maaf dengan semuanya, mungkin ini jalan
tuhan yang akan mengarahkan kita kepada orang yang lebih baik lagi. Kamu
hati-hati ya bersama orang yang akan menjadi pendamping kamu. cintai dia
layaknya aku.”
seiring hujan dan angin beradu menjadi satu, seiring itupun juga dimas membawa semua kenangan masa-masa nya bersama revi dan mencoba melupakan dan mengartikan semua yang telah terjadi padanya.
seiring hujan dan angin beradu menjadi satu, seiring itupun juga dimas membawa semua kenangan masa-masa nya bersama revi dan mencoba melupakan dan mengartikan semua yang telah terjadi padanya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar