“ahhh....
mengapa kamu harus tanyakan keadaanku, sudah jelas-jelas aku disini sangat
sulit melupakanmu”,ucap batinku. Wajahku seketika berubah mata ini berkaca-kaca
setelah aku membaca sebuah pesan singkat dari Ajat. Dia adalah kakak kelasku
atau lebih tepatnya mantan kekasihku yg mungkin sampai sekarang aku sangat
sulit untuk melupakannya. Entah mungkin ini takdir yg harus mempertemukan kita
kembali, setelah dia putuskan hubungan spesial kita 4 bulan lalu. Jujur sangat
sulit untuk melupakanmu, aku selalu mencoba berpaling kepada kamu yg telah
berpaling juga terhadapku. Aku tidak pernah mengerti dengan jalan fikiranmu,
mengapa kamu harus mengusir badai, membuat badai, lalu mencoba merapihkan atas
kerusakanmu sendiri?.
Andai
kamu tahu bagaimana rasanya jadi aku ketika dia putuskan semua hubungan ini,
dengan mudahnya kamu mencari yg lain, dengan mudahnya kamu berkorban untuk yg
lain? Andaikan kamu tahu pengorbananmu tak lebih jauh dariku, aku selalu
berpura-pura tegar dan baik-baik saja dihadapanmu seolah-olah aku tak pernah
tahu apa yg sebenarnya kamu lakukan selama ini. Andaikan kamu bisa tahu, bahwa
aku mengetahui ini semua..
Jangan
beri aku harapan palsu jika kamu tak ingin kembali kepadaku. Seharusnya kamu
tidak pantas menanyakan pertanyaan konyol itu, dengan bertanya siapa
pendampingku sekarang?,siapa yg kusukai sekarang?,siapa yg dekat denganku
sekarang?.. Andai kamu tahu, bahawa sejak awal orang itu tak pernah berubah
yaitu masih tetap kamu yg aku cintai. Mungkinkah aku harus memberimu jawaban
dengan jawaban seperti itu? lagi-lagi aku harus berpura-pura tidak
menyayangimu, karena aku memiliki gengsi yang terlalu besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar